Wajar gak sih rasa duka ini kok bolak-balik terus?
Salah satu konsep teori yang ‘sesuai’ dengan pengalaman duka pribadi adalah The Dual Model Process (Stroebe & Schut, 1999). Konsep ini membuat sebagian orang merasa normal, karena menggambarkan pengalaman dukanya yang terombang-ambing layaknya rollercoaster. Ternyata pengalaman duka seperti ini adalah proses alami. Seperti ada dua sisi pengalaman, di satu saat merasakan kehilangan yang begitu berat, namun di lain hari merasa “sudah lebih baik” dan “selesai”, tapi beberapa saat kemudian bisa saja merasa sedih kembali karena terpicu oleh rasa kehilangan lagi.
Bagi teman-teman yang juga sedang berjuang dengan pengalaman dukanya mungkin akan merasa konsep teori ini juga mewakilkan dan mencerminkan pengalaman dukamu. Normal gak sih pengalaman duka yang bolak-balik ini? Yuk kita baca tentang dual process model ini.
Fokus pada Kehilangan
Pengalaman loss-oriented atau fokus pada kehilangan adalah segala pikiran, perasaan, tindakan dan peristiwa yang membuatmu hanya fokus pada kehilangan, seperti menangis, memikirkan atau merindukan orang yang telah tiada, keinginan kuat untuk menyendiri, fokus pada masa lalu, dll. Terkadang ketika kita mengalami duka, kita sering kali menolak atau menghindari perubahan yang terjadi pasca kehilangan orang tersayang untuk selama-lamanya.
Terlalu fokus pada kehilangan dapat memunculkan banyak emosi yang kuat, seperti kesedihan, kesepian, dan kemarahan.
Fokus pada Perubahan Hidup
Pengalaman restoration-oriented atau fokus pada perubahan hidup adalah segala pikiran, perasaan, tindakan dan peristiwa yang membuatmu hanya fokus pada hal-hal untuk melanjutkan kehidupan sehari-hari dan mengalihkan perhatianmu dari rasa sedih dan kehilangan, seperti melakukan hal baru, menonton film, menjalankan peran atau hubungan baru, dll.
Sejenak, pengalamn restoration-oriented tersebut dapat memberimu ruang untuk beristirahat dari rasa kehilangan sehingga kamu bisa fokus pada hal penting lainnya. Namun, kamu juga perlu mengolah rasa dukamu.
Proses Osilasi / Bolak-balik
Proses osilasi mengacu pada cara kita bergerak bolak-balik di antara dua sisi pengalaman; loss-oriented dan restoration-oriented. Proses ini adalah hal yang alami dan normal. Justru, menurut sebuah penelitian (Costello, 2012), jika proses osilasi alami ini terhalang atau terganggu, orang dapat mengalami kesulitan mengatasi dukanya.
Sebagian dari kita mungkin sering merasakan proses ini secara tidak sadar. Saat beraktivitas di pagi hari kita merasa tidak apa-apa, tetapi di sore hari bisa jadi menangis tersedu-sedu karena terpicu oleh sebuah kenangan, kemudian kita kembali fokus beraktivitas kembali.
Makanya kita perlu…
Menyadari dan memahami bahwa normal saat kita mengalami rasa duka yang terombang-ambing, layaknya rollercoaster. Saat kita kembali merasa jatuh, bukan berarti mulai dari nol lagi. Kita hanya perlu belajar menyeimbangkan kedua sisi.
Proses terombang-ambing alami itu akan membantu kita menemukan keseimbangan antara menghadapi kenyataan kehilangan dan belajar untuk melanjutkan kehidupan setelah mengalami kehilangan. Sabar berproses ya.
Izinkan diri kita untuk mengalami keduanya…
Membiarkan pengalaman duka bolak-balik dari dua sisi dapat membantu kesehatan emosional kita menjadi seimbang dan kita pun mengolah rasa duka dengan cara yang sehat dan normal.
Di satu saat, kita mungkin merasa seolah-olah sudah bisa meneruskan hidup, tapi di saat lain mungkin kita merasa jatuh kembali ke rasa kesedihan yang mendalam.
…that’s okay.
Konsep Dual Model Process ini mengingatkan kita bahwa pengalaman duka bukanlah sebuah proses yang linier atau tertata secara urut. Kita belajar menggapai kekuatan diri untuk meneruskan kehidupan dan menyeimbangkan rasa kehilangan lewat proses osilasi. Jika kamu menemukan proses pengalaman dukamu sulit untuk dikendalikan, jangan ragu untuk mencari bantuan ke tenaga profesional ya.